Ads 468x60px

bulu jagung hot

Praktik prostitusi seakan sudah tak lagi mengenal usia. Iming-iming uang yang banyak dan didapat dalam waktu yang relatif cepat dengan cara mudah menjadikan beberapa anak usia sekolah menengah memilih terjun ke jalan pintas.



Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Pontianak berinisial M (14) mengaku sudah terjun ke dunia prostitusi sejak 2013. Ia mengaku awalnya dijual oleh temannya kepada seorang pria hidung belang.

Terungkapnya kasus ini saat aparat gabungan dari Satpol Pamong Praja, Polisi, TNI menggelar razia di hotel kelas melati, Minggu (8/2) subuh.

Saat ini puluhan pasangan tanpa ikatan pernikahan termasuk pelajar SMA dan SMP terjaring razia. Kini, M dan beberapa temannya di-advokasi oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN).

Setelah kejadian itu, persoalan M dan teman-temannya semakin runyam. Penyebabnya, satu di antara teman korban berinisial L sedang hamil 8 bulan. Paman L yang tak terima dengan kasus ini melapor ke Polresta Pontianak pada 7 Februari lalu.

Dengan berlinang air mata M menceritakan awal mula ia terjerumus ke dunia hitam kepada Tribun, Minggu (8/2/2015). Ia menuturkan, yang menjual dirinya pertama kali adalah temannya berinisial S.

"Setelah dikenalkan oleh S, saya bersama koko (abang, red) pun pergi ke hotel. Itulah pertama kali saya terjun ke dunia jual-jual itu. Hari itu saya dapat Rp 1 juta, Rp 200 ribu saya kasih ke S, sisanya saya simpan," cerita M mengenang peristiwa tahun 2013 silam.

Tapi uang hasil keringatnya itu tak pernah ia nikmati, lantaran uang tersebut raib. Padahal ia sudah yakin menyimpan uangnya di tempat yang benar. Malah ia hanya mendapatkan uang Rp 80 ribu saja.

Mirisnya lagi uang tersebut disinyalir diambil oleh S yang telah menjualnya ke pria hidung belang. Karena setelah dari hotel, M membawa S ke rumahnya.

"Uangnya saya simpan di buku kerja kelompok. S memang ada di sekitar tas saya di rumah dan saya tinggalkan mandi. Setelah itu saya antar dia pulang, uang itu belum saya lihat lagi karena takut ketahuan mama. Begitu mama pergi, saya mau periksa uang tapi ternyata pas dilihat sudah tidak ada lagi. Hanya tinggal Rp 80 ribu," katanya.